Jalan Berliku Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa

Selain jalur pantai utara dan Jalan Tol Trans-Jawa, pemerintah terus membangun jalur lintas selatan. Dirancang untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi kesenjangan selatan-utara, realisasinya membutuhkan waktu.

 

Jalur lintas selatan (JLS) membentang dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, hingga Jawa Timur sepanjang 1.546,78 kilometer. Dari rencana awal JLS yang masih berupa hutan sepanjang 255,16 km, tanah sepanjang 48,85 km, agregat 9,97 km, dan perkerasan aspal 1.232,8 km.

Pembangunan JLS bagian barat telah tuntas. Melengkapi keberadaan JLS, pemerintah merancang pengembangan Jabar selatan yang meliputi pengembangan infrastruktur, agrobisnis, serta sektor kelautan dan pariwisata. Sejumlah 78 proyek akan dikerjakan di kawasan yang meliputi Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran (Kompas, 8/6/2021).

Pengembangan kawasan selatan menjadi krusial, terutama untuk mengatasi ketertinggalan dan kemiskinan. Kaya potensi perikanan, pariwisata, dan perkebunan, kawasan ini justru menjadi kantong-kantong kemiskinan.

Di Jawa Barat, misalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, mayoritas daerah di kawasan selatan memiliki tingkat kemiskinan di atas rata-rata provinsi itu, yakni sebesar 7,88 persen pada 2020. Mulai dari Kabupaten Pangandaran dengan tingkat kemiskinan mencapai 8,99 persen, Ciamis 11,24 persen, Tasikmalaya 10,34 persen, Garut 9,98 persen, dan Cianjur 10,36 persen.

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati) dan Jabar selatan diharapkan menjadi lembaran baru untuk memangkas kesenjangan tersebut. Melalui perpres ini, pemerintah pusat akan menggelontorkan dana sekitar Rp 150 triliun untuk pembangunan infrastruktur.

”Kami ingin ekonomi meningkat dan merata. Jadi, jangan daerah itu-itu saja yang ekonominya maju,” ujar Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, akhir November 2021.

Di Jateng, JLS relatif sudah tersambung meski belum semuanya teraspal. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pengaspalan rampung tahun ini.

Lot 2 Jladri – Karangbolong – Tambakmulyo – Jawa Tengah

Seperti halnya di Jabar, mayoritas wilayah selatan Jateng juga tertinggal. Tiga dari lima daerah yang menjadi proyek percontohan penanganan kemiskinan ekstrem tahun 2021 di wilayah tengah dan selatan, meliputi Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, dan Kebumen. Dua lainnya di wilayah utara, yakni Pemalang dan Brebes.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyampaikan, pihaknya akan mengembangkan wisata dan perikanan untuk membangkitkan Kebumen.

Memiliki bentang pantai sepanjang 57,5 km, Kebumen menawarkan daya tarik wisata pantai di Petanahan, konservasi Penyu Lekang di Kaliratu Jogosimo, Kampung Garam, dan Pantai Menganti.

Lot 5 Jerukwudel – Baran – Duwet – DI. Yogyakarta

Memanfaatkan JLS, Arif mengatakan, pemerintah akan membangun kawasan industri berbasis perikanan seluas 100 hektar.

Berdampak

Tak dimungkiri, JLS membangkitkan harapan akan berkembangnya perkebunan. Salah satunya diungkapkan oleh Dalkum (49), pemilik kebun wisata edukasi kelengkeng di Desa Karangrejo, Petanahan, Kabupaten Kebumen.

Selain memiliki sekitar 100 pohon kelengkeng, ia juga mengembangkan budidaya kolam gurame dan lele. ”Ini kelengkeng ditanam sudah hampir 3 tahun. Per pohon bisa menghasilkan 40-50 kilogram,” kata Dalkum, Kamis (9/12/2021).

Dampak terbangunnya JLS juga dirasakan kalangan usaha transportasi. Anthony Steven Hambali, pemilik PO Sumber Alam, menyampaikan, meski armadanya tidak melewati jalur lintas selatan, ada dampak tidak langsung yang dirasakan karena sebagian kendaraan beralih ke jalur baru itu. Jika sebelumnya waktu tempuh dari Yogyakarta ke Kutoarjo sekitar 2,5 jam, kini bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

Lot 6 Prigi – Bts.Kab. Tulungagung – Klatak – Brumbun – Jawa Timur

”Truk ekspedisi sebagian lewat jalur baru dan itu mengurangi kepadatan,” katanya.

Sebagian masyarakat Jatim yang berdiam di wilayah yang dilalui JLS juga merasakan manfaatnya. Bahkan, mereka optimistis, terbukanya akses jalan di kawasan pesisir tersebut mampu meningkatkan perekonomian warga hingga peningkatan sumber daya manusia.

Di Kabupaten Trenggalek, misalnya, terdapat Prigi yang disebut sebagai tempat penangkapan ikan terbesar di pesisir selatan Jawa. BPS mencatat, volume ikan yang didaratkan di tempat ini tahun 2017 mencapai 18.201 ton dengan nilai Rp 163,3 miliar. Tahun berikutnya naik 56,42 persen menjadi 28.472 ton dengan nilai Rp 233,3 miliar.

Ada pula Kabupaten Blitar yang dikenal sebagai gudang telur di Jawa dengan jumlah peternak mencapai 4.000-an orang. Keberadaan JLS tidak hanya mempermudah peternak dalam menjual telur ke daerah lain, tetapi juga mempermudah akses untuk memperoleh pakan ternak dari luar Jawa.

Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukamran mengatakan, JLS akan mempermudah pengangkutan jagung pakan dari Pelabuhan Niaga Prigi di Trenggalek ke Blitar. Jagung itu dari luar Jawa, seperti Nusa Tenggara Barat.

Kabupaten Malang di wilayah selatan Jatim tak kalah potensial. Memiliki sejumlah pantai indah, sebelum pandemi tercatat kedatangan 7 juta wisatawan dalam setahun.

Lot 9 Sp. Balekambang – Kedungsalam – Jawa Timur

Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto mengatakan, JLS yang melalui wilayahnya bakal bersinergi dengan Jalan Tol Trans-Jawa. Setelah tuntas jalan tol ruas Pandaan-Malang sepanjang 38,5 km yang diresmikan 2019, ke depan akan diteruskan dari Kota Malang sampai Kepanjen dan Blitar.

Ia berharap ke depan ada pembangunan kawasan khusus untuk industri di wilayah selatan. Dengan demikian, ada perimbangan ekonomi antara kawasan utara dan selatan.

Belum tuntas

Pembangunan JLS untuk mengungkit perekonomian di wilayah selatan Jawa hingga kini belum sepenuhnya tuntas. Di DIY masih terdapat satu ruas yang belum tuntas terbangun, yakni ruas Jalan Kretek-Girijati sepanjang 5,7 km. Ruas jalan itu ditargetkan memasuki tahap konstruksi pada 2024- 2026, dengan sumber dana pinjaman dari Bank Pembangunan Islam (IsDB). Di Jatim, ada 16 ruas jalan sepanjang 237,95 km yang belum tuntas dibangun.

Lot 7 Bts. Kab. Tulungagung – Serang – Bts. Kab. Malang – Jawa Timur

Direktur Jenderal Bina Marga PUPR Hedy Rahadian mengatakan, penyelesaian 12 ruas jalan sepanjang 126,8 km di Jatim dikerjakan tahun 2024-2028 melalui proyek fase II ”Trans South-South Java Road”. Dananya dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Pembangunan Islam (IsDB). Sementara empat ruas sepanjang 111,27 km belum ditangani karena terkendala lahan.

”Walaupun jalur pantai selatan belum tuntastetapi bukan berarti terputus. Masyarakat bisa menggunakan jalur alternatif lain nonpantai selatan,” katanya.

Penyelesaian pembangunan JLS yang dimulai sejak awal 2000-an dinantikan banyak pihak. Namun, yang juga tak kalah penting, mendesain pengembangan kawasan yang dilalui JLS sehingga tujuan untuk mengatasi kesenjangan dan mengoptimalkan potensi ekonomi bisa terwujud.

(DAHLIA IRAWATI/ MEGANDIKA WICAKSONO/BM LUKITA GRAHADYARINI)

 

Artikel ini telah tayang pada:

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/12/20/jalan-berliku-pembangunan-jalur-lintas-selatan-jawa

Oleh
TATANG M SINAGA/ DEFRI WERDIONO
20 Desember 2021 07:45 WIB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *