Pansela DIY Tantangan Menembus Perbukitan Kars

Kontur Yang Berbukit Curam Membuat Pekerjaan Pembangunan Jalan Lot 4 Dan Lot 5 Pansela Di Gunung Kidul Didominasi Oleh Pekerjaan Cut And Fill. Menjadi Tantangan Tersendiri Menembus Bukit-Bukit Kars Batu Gamping Yang Sangat Keras Itu.

 

Pada tahun tahun 2019 di bawah Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah D.I. Yogyakarta Balai Besar Pelaksananaa Jalan Nasional (BBPJN VII), ada 10 paket pekerjaan yang berjalan. Pekerjaan itu terdiri atas tiga paket pemeliharaan rutin, dua paket jembatan gantung, dua paket Pansela (LOT 4 dan LOT 5), dan dua proyek underpass yakni Underpass Kentungan dan Underpass Bandara NYIA.

Kepala Satker PJN Wilayah D.I. Yogyakarta BBPJN VII Wahyu S Winurseto mengatakan, semua paket pekerjaan tersebut sudah diselesaikan pada tahun 2019 lalu. Hanya dua paket Pansela saja yang pekerjaannya berlanjut pada tahun ini.

Diterangkan oleh Wahyu, dalam pembangunan Jalur Pansela, ada 116 km yang termasuk wilayah Satker PJN Yogyakarta. Dengan paket LOT 4 dan LOT 5 yang saat ini tengah dikerjakan, masih tersisa sekitar 30 km yang belum dikerjakan.

Wahyu menambahkan, tantangan utama dalam penanganan Jalur Pansela adalah persoalan pembebasan lahan. “Untuk lahan kita bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY, karena semua lahan untuk proyek ini dibebaskan oleh Pemprov. Kementerian PUPR hanya mengerjakan fisik,” ujar dia.

Wahyu menambahkan, proyek Pansela dibiayai dengan pinjaman dari Islamic Development Bank (IsDB). Proyek baru bisa dikerjakan setelah lahan bebas 100%. Adapun sisa 30 km jalur Pansela saat ini pembebasan lahannya belum sepenuhnya rampung.

Wahyu menambahkan, pada tahun 2020 ini rencananya ada tambahan LOT baru yakni ruas Kretek–Girijati. “Saat ini masih dalam tahap proses pembahasan desain,” terang dia.

LOT 4 PANSELA

PPK 1.3 PJN Wilayah Yogyakarta Edwar Prana, ST, MT menjelaskan lebih rinci, saat ini ada dua paket pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh pihaknya. Pertama, preservasi jalan ruas Yogjakarta – Tempel – Pakem – Prambanan – Yogjakarta sepanjang 63 km. Kedua, paket pembangunan jalan baru ruas Legundi-Planjan sepanjang 4,7 km.

“Paket kedua ini adalah bagian dari pembangunan Jalur Pansela yang proyeknya dinamakan LOT 4 Pansela,” terang dia.

Edward menambahkan, LOT 4 Pansela ruas Legundi-Planjan ini berada di Kabupaten Gunung Kidul. Sesuai kontrak, pekerjaan ini membutuhkan investasi Rp.69 miliar. Adapun pembangunannya dilaksanakan oleh PT Istaka Karya sebagai kontraktor dan PT Perentjana Djaja sebagai konsultan supervisi.

“Proyek ini mulai berkontrak pada tanggal 29 Juli 2019 (terbitnya SPMK), dengan masa pembangunan 540 hari kalender. Ditargetkan selesai pada Januari 2021,” terang dia.

Site Operation Manager PT Istaka Karya Ir. Totok Sulistiyo, menambahkan, LOT 4 Pansela ini dibangun dengan lebar 7,5 meter untuk dua jalur serta dua meter untuk bahu jalan kanan dan kiri. Jalan ini sebagian mengikuti jalan eksisting yang ditingkatkan, sedang sebagian lainnya adalah pembangunan jalan dari baru.

Selain memperbaiki jalan yang sudah ada, pembangunan jalan baru ini juga mendapatkan kondisi jalan yang lurus dan landai. “Kami akan memperbaiki tanjakan-tanjakan dengan alinyemennya 6-10%. Sedangkan tikungan tajam juga akan diperbaiki dan diluruskan,” ujar dia.

Ia menambahkan, lahan untuk proyek jalan ini sudah sepenuhnya dibebaskan oleh Pemprov DIY. “Tidak ada kendala utilitas dalam pengerjaaanya,” tambah dia.

Sementara itu, Site Engineering Manager PT Istaka Karya Arief C a h y a Perkasa, ST mengatakan, tantangan dari sisi engineering dalam pekerjaan konstruksi jalan ini adalah trace jalan yang melewati wilayah perbukitan kars. “Kami menghadapi galian batu yang cukup besar. Kita menggunakan breaker mengingat kondisi batuan gamping yang sangat keras,” ujar dia.

Untuk ruas ini diperkirakan galian total mencapai 200 ribu meter kubik dengan timbunan sebesar 160 ribu meter kubik “Saat ini fokus pekerjaan ada di ga lian, tim bunan, dan pasangan batu,” te rang dia.

Untuk pekerjaan ini pihaknya mengerahkan sekitar 150 pekerja setiap harinya . “Ada lima spot yang sedang kita kerjakan dengan menggunakan 11 escavator dan 7 breaker,” terang dia.

Safety Health Envirenment PT. Istaka Karya Andika Jati Naskoro, ST menjelaskan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, pihaknya menerap standar ketat dan disiplin dalam pelaksanaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Untuk spot pekerjaan yang bersentuhan dengan jalan eksisting, diterapkan traffic management saat pekerjaan berlangsung.
“Kita laksanakan toolbox meeting setiap Jumat. Kita briefing sebelum pekerjaan dilaksanakan. Alhamdulillah sampai saat ini zero accident,” terang dia.

“Kami berkoordinasi dengan pihak lalu lintas. Untuk K3 pihak konsultan juga ikut mengawasi standar kerja,” Ir. Gunarso – Konsultan PT Perentjana Djaya.

LOT 5 PANSELA

Sementara itu, PPK 1.2 Provinsi D.I. Yogyakarta BBPJN VII Juniar Perkasa mengatakan, khusus untuk penanganan jalan prioritas Pansela pihaknya tengah mengerjakan paket pembangunan jalan baru dari Jeruk Wudel–Baran–Duwet, di Kabupaten Gunung Kidul yang dinamakan LOT 5 Pansela.

Kontraktor untuk pekerjaan konstruksi jalan ini adalah PT Brantas Abipraya yang melakukan joint operation dengan PT Aneka Dharma Persada. Nilai kontrak pekerjaan jalan ini totalnya Rp195 miliar, “Untuk tahun 2019, kami mendapat anggaran Rp 70 miliar,” terang Juniar.

Ia menjelaskan, karena pembiayaan ini berasal dari loan IsDB, proses yang dilalui cukup panjang. “Kami mulai berkontrak pada 18 April 2019. Sedangkan SPMK terbit pada 29 Juli 2019.”

Pihak kontraktor baru bisa aktif bekerja pada awal Agustus 2019. “Sampai akhir Desember 2019, maksimal yang bisa kami serap itu sekitar Rp50 miliar, karena pekerjaan baru sebatas pembukaan lahan, cut and fill,” terang dia.

Juniar menambahkan, panjang ruas Jeruk Wudel–Baran– Duwet tersebut totalnya 10,6 km. “Dari panjang jalan itu, 30% pekerjaan berupa perbaikan jalan eksisting sedangkan 70% adalah pembangunan jalan baru,” terang Juniar.

Perbaikan jalan eksisting dilakukan dengan memperbaiki alinyemen jalan baik dari sisi vertikal maupun dari sisi horizontal. Jalannya dilebarkan menjadi 7,5 meter untuk dua jalur dengan bahu jalan kanan-kiri masing-masing 2,75 meter.

Lebih jauh, Deputi General Manager Superintendent PT Brantas Abipraya JO ADP Noviko Taufik, ST menerangkan, sepanjang jalan tersebut akan dipasang 34 box culvert sebagai drainase. “Kita akan lakukan pengaspalan tiga lapis mulai dari AC-Base, AC-BC dan terakhir AC-WC,” tambah dia.

Adapun tantangan yang dihadapi serupa dengan pekerjaan di LOT 4 Pansela yakni menembus perbukitan kars Gunung Kidul yang didominasi oleh material batu gamping.

“Untuk mempercepat proses perkerjaan, kami meminta sumber daya yang awalnya hanya 10 alat saat ini menjadi 34 alat dan juga menambah pekerja,” ujar dia.

Lahan untuk proyek ini sudah dibebaskan oleh Pemprov DIY sejak dua tahun yang lalu. “Kami hanya diminta untuk membongkar dan memotong pohon-pohon yang sudah dibebaskan kemudian diserahkan ke pemprov untuk dilelang,” ujar dia.

Konsultan LOT 5 Pansela Alfian Nur Rachman, ST mengatakan, tantangan lain yang sangat diperhatikan oleh pihaknya dalam bekerja adalah adanya potensi luweng (goa bawah tanah) di sekitar jalur jalan ini. Daerah perbukitan kars di wilayah Jeruk Wudel–Baran–Duwet itu banyak terdapat goa bawah tanah yang menyimpan air dan akan sangat berbahaya jika berada di trace jalan.

Demi keamanan, dilakukan uji geolistrik terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada rongga atau tidak di bawah jalan yang akan dibangun. “Alhamdulillah sampai saat ini sekitar 7 km yang dikerjakan belum ditemukan luweng. Kalaupun ada, berada di luar proyek,” terang dia.

Ia menambahkan, pada LOT 5 Pansela ini ada sedikit tantangan ultilitas berupa pipa air PDAM serta tiang listrik PLN dan Telkom. Jaringan tersebut harus dipindahkan karena jalan akan dilebarkan.

“Progres per Januari mencapai 17,648% dari rencana 2,562%. Jadi plus 15,086% dikarenakan penambahan sumber daya. Kita optimistis bisa sesuai target selesai pada Januari 2022,” ujar dia.

Koordinator K3L, Sri Eko Purbowinoto, S. Kep dalam pembangunan jalan ini, pihaknya tetap menghormati kearifan lokal. Seperti ketika muncul persoalan terkait pemindahan batu yang dianggap sakral oleh warga setempat, yakni Batu Manten di Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Gunung Kidul.

Akhirnya, warga setuju Batu Manten tersebut dipindahkan, setelah dilakukan upacara adat terlebih dahulu. “Dalam ritual tersebut, kami melibatkan pihak Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat,” terang dia.

Penulis : FATIH AKBAR
Edisi : Maret 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *